Faktor-faktor yang mempengaruhi minat pembelian berkelanjutan produk fashion pada e-commerce sosial: model SOR dan efek mediasi

 



Artikel ini membahas faktor-faktor yang memengaruhi minat pembelian berkelanjutan produk fashion dalam e-commerce sosial dengan menggunakan model stimulus-organisme-respons (SOR) dan efek mediasi. Berikut adalah ringkasan dari setiap bagian artikel:

1. Pendahuluan

E-commerce sosial menggabungkan e-commerce dan jejaring sosial, memungkinkan konsumen untuk membeli produk langsung melalui platform media sosial. Konsep ini menekankan pada interaksi sosial dan rekomendasi dari teman. Meskipun telah banyak penelitian tentang e-commerce sosial dan niat pembelian, belum banyak yang fokus pada niat pembelian berkelanjutan dalam konteks ini. Artikel ini bertujuan untuk mengisi kesenjangan tersebut dengan menggunakan model SOR untuk memprediksi niat pembelian berkelanjutan produk fashion di e-commerce sosial.

2. Latar Belakang Teoritis

2.1. Model SOR

Model SOR, yang dikembangkan oleh Mehrabian dan Russell, terdiri dari tiga elemen: stimulus (S), organisme (O), dan respons (R). Stimulus adalah faktor eksternal yang mempengaruhi organisme, yang kemudian memproses stimulus tersebut menjadi respons. Dalam konteks ini, interaktivitas media sosial bertindak sebagai stimulus, nilai yang dirasakan dan pengalaman mendalam sebagai organisme, dan niat pembelian berkelanjutan sebagai respons.

2.2. Perdagangan Elektronik Sosial

E-commerce sosial memungkinkan konsumen untuk berbagi konten dan berinteraksi secara sosial sambil berbelanja. Ini termasuk fitur seperti video siaran langsung dan interaksi berbasis tugas dan informasi. Penelitian menunjukkan bahwa dukungan sosial dan kepercayaan memainkan peran penting dalam partisipasi pengguna.

2.3. Niat Pembelian Berkelanjutan

Niat pembelian berkelanjutan merujuk pada kemungkinan konsumen untuk terus membeli produk berdasarkan evaluasi subjektif mereka. Ini termasuk pertimbangan nilai produk, kepuasan, dan pengalaman yang menyenangkan.

3. Model Penelitian dan Hipotesis

Model penelitian menggunakan interaktivitas media sosial sebagai variabel independen, nilai yang dirasakan dan pengalaman mendalam sebagai variabel mediator, dan niat pembelian berkelanjutan sebagai variabel dependen. Hipotesis yang diajukan meliputi:

  • H1: Interaktivitas media sosial berpengaruh signifikan terhadap niat pembelian berkelanjutan.
  • H4: Nilai yang dirasakan berpengaruh signifikan terhadap niat pembelian berkelanjutan.
  • H5: Nilai yang dirasakan mempengaruhi pengalaman mendalam.
  • H6: Pengalaman mendalam mempengaruhi niat pembelian berkelanjutan.

4. Bahan dan Metode

Penelitian ini menggunakan metode survei dengan kuesioner untuk mengumpulkan data dari 776 responden yang memiliki pengalaman berbelanja produk fashion melalui e-commerce sosial. Data dianalisis menggunakan analisis faktor konfirmatori (CFA) dan model persamaan struktural (SEM).

5. Hasil dan Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa:

  • Interaktivitas media sosial berpengaruh positif terhadap nilai yang dirasakan dan pengalaman mendalam.
  • Nilai yang dirasakan dan pengalaman mendalam memiliki pengaruh positif signifikan terhadap niat pembelian berkelanjutan.
  • Nilai yang dirasakan dan pengalaman mendalam berfungsi sebagai mediator dalam hubungan antara interaktivitas media sosial dan niat pembelian berkelanjutan.

Penelitian juga menemukan perbedaan berdasarkan gender dan tingkat pendidikan dalam respons terhadap interaktivitas media sosial, nilai yang dirasakan, dan pengalaman mendalam.

6. Pembahasan, Implikasi, dan Batasan

Penelitian ini memberikan wawasan tentang bagaimana interaktivitas media sosial, nilai yang dirasakan, dan pengalaman mendalam mempengaruhi niat pembelian berkelanjutan dalam e-commerce sosial. Temuan ini dapat membantu pemasar dalam meningkatkan strategi mereka di platform e-commerce sosial. Keterbatasan penelitian termasuk fokus pada faktor kognitif dan konteks geografis yang terbatas, serta data yang bersifat cross-sectional.

Penelitian di masa depan disarankan untuk mengeksplorasi faktor non-kognitif, konteks negara yang berbeda, dan menggunakan desain penelitian longitudinal untuk mendapatkan wawasan lebih lanjut.

(Oleh : Rizal Eka Kurniawan)

SUMBER ARTIKEL